HIPOTESIS
PENELITIAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Metodologi Penelitian
Pendidikan
Dosen Pengampu: Imam
Subqi, M.Si., M.Pd.
Disusun
Oleh:
DLIYA
UDIN WIFQI
11110115
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM ( PAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
SALATIGA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
belakang
Penelitian yang
dilakukan sebenarnya tidak semata-mata ditujukan untuk menguji hipotesis yang
diajukan, tetapi bertujuan menemukan fakta yang ada dan yang terjadi
dilapangan.Pernyataan diterima atau ditolaknya hipotesis tidak dapat
diidentikkan dengan pernyataan keberhasilan atas kegagalan penelitian.Perumusan
hipotesis ditujukan untuk landasan logis dan pemberi arah kepada proses pengumpulan
data serta proses penyelidikan itu sendiri
Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan
pengamatan, atau pengamatan dengan teori. Hipotesis mengemukakan pernyataan
tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel
dalam persoalaan.
B.Rumusan masalah
Mengetahui
hipotesis dalam penelitian.
C.Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian pendidikan, serta
mengetahui hipotesisdalam penelitian
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
hipotesis
Pengertian
Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas
dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang
dirumuskan.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif hipotesis tidak
dirumuskan, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya
hipotesis tersebut akan diuji dengan pendekatan kuantitatif
Pengertian
Hipotesis Penelitian | Hipotesis (hypo = sebelum; thesis =
pernyataan, pendapat) adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum
diketahui kebenarannya. Biasanya, dalam sebuah penelitian kita merumuskan suatu hipotesis terhadap masalah yang akan
diteliti. Jadi, pengertian hipotesisadalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena, jawaban yang
diberikan melalui hipotesis baru didasarkan teori, dan belum menggunakan fakta.
Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, atau
pengamatan dengan teori. Hipotesis mengemukakan pernyataan tentang harapan
peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel dalam persoalaan.
Sebagai
contoh, ada sebuah pertanyaan tentang; apakah tamatan SMU yang memiliki nilai
UN tinggi akan mampu menyelesaikan studi perguruan tinggi dalam waktu yang
relatif lebih cepat? Pertanyaan ini dapat kita ubah menjadi pernyataan sebagai
berikut: ada hubungan positif antara nilai UN SMA dan prestasi belajar
mahasiswa di perguruan tinggi. Kalimat yang terakhir ini adalah bentuk suatu
rumusan hipotesis yang menghubungkan dua variabel, yaitu nilai UN dan prestasi
belajar. Dengan demikian, hipotesis ini memberikan arah pada penelitian yang
harus dilakukan.
Apa
fungsi hipotesis?
Hipotesis pada penelitian berfungsi:
- Memberikan penjelasan tentang gejala-gejala serta
memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
- Mengemukakan
pernyataan tentang hubungan dua konsep yang secara langsung dapat diuji
dalam penelitian.
- Memberikan
arah penelitian.
- Memberi
kerangka pada penyusunan kesimpulan penelitian.
Hipotesis
merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian (Fraenkel
Wallen, 1990: 40) dalam Yatim Riyanto,(1996: 13).Lebih lanjut hipotesis
merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan
dalam penelitian.Hipotesis belum tentu benar.Benar tidaknya suatu hipotesis
tergantung hasil pengujian dari data empiris.
Menurut
Suharsimi Arikunto (1995:71) hipotesis didefinisikan sebagai alternative dugaan
jawaban yang dibuat oleh penelitian bagi problematika yang diajukan dalam
penelitian.Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya
sementara,yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui
penelitian.Dengan kedudukan itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran,
tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran.
Penelitian
yang dilakukan sebenarnya tidak semata-mata ditujukan untuk menguji hipotesis
yang diajukan, tetapi bertujuan menemuka fakta yang ada dan yang terjadi
dilapangan.Pernyataan diterima atau ditolaknya hipotesis tidak dapat
diidentikkan dengan pernyataan keberhasilan atas kegagalan penelitian.Perumusan
hipotesis ditujukan untuk landasan logis dan pemberi arah kepada proses
pengumpulan data serta proses penyelidikan itu sendiri(John W.Best, dalam
Sanapiah Faisal, 1982 dan Yatim Riyanto, 1996).
Tujuan
penelitian mengajukan hipotesis adalah agar dalam kegiatan penelitian tersebut
terfokus hanya pada informasi atau data yang diperlukan bagi pengujian
hipotesis.Peneliti dituntut agar hati-hati dan cermat dalam penelitiannya.
B.
Jenis-Jenis Hipotesis
1.
Hipotesis Dilihat dari Kategori Rumusannya
Menurut
Yatim Riyanto (1996: 13) hipotesis dilihat dari kategori rumusannya dibagi
menjadi dua, yaitu hipotesis nihil( null hypotheses) disingkat
menjadi Ho dan hipotesis alternative (alternative
hypotheses) biasanya disebut hipotesis kerja atau disingkat Ha.
- Hipotesis
nihil
(Ho) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan atau pengaruh
antara variable dengan variable yang lain.Contoh : tidak ada hubungan
antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
- Hipotesis
alternative
(Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara
variable dengan variable lain.Contoh ; ada hubungan antara tingkat
pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
Hipotesis
alternative ada 2 macam yaitu directional hypotheses dan nondirectional
hypotheses (Fraenkel dan Wallen, 1990: 42; Suharsimi Arikunto, 1989 :57).
a)
Hipotesis terarah (directional hypotheses) adalah hipotesis yang
diajukan oleh peneliti,dimana peneliti sudah menemukan dengan tegas yang
menyatakan bahwa variabel independent memang sudah diprediksi berpengaruh
terhadap variabel dependent.
b)
Hipotesis tak terarah (nondirectional hypotheses) adalah hipotesis yang
diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel
independent berpengaruh terhadap variabel dependent.
2.
Hipotesis Dilihat dari Sifat Variabel yang Akan Diuji
Menurut
Yatim Riyanto (1996: 14) berdasarkan sifat yang akan diuji hipotesis penelitian
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: hipotesis tentang hubungan dan
hipotesis tentang perbedaan.
Hipotesis
tentang hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara
dua variabel atau lebih, mengacu pada penelitian korelasional.Hubungan antara
variabel tersebut menurut Yatim Riyanto (1996: 14-15) dapat dibedakan menjadi 3
yaitu:
- Hubungan
yang sifatnya sejajar tidak timbal balik.
- Hubungan
yang sifatnya sejajar tmbal balik
- Hubungan
yang menunjukan pada sebab akibat tetapi tidak timbal balik.
Hipotesis
tentang perbedaan yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu
pada kelompok yang berbeda.Hipotesis tentang perbedaan ini mendasari berbagai
penelitian komparatif dan eksperimen.
3.
Jenis Hipotesis yang Dilihat dari Keluasan atau Lingkup Variabel yang
Diuji
Hipotesis
dapat dibedakan menjadi hipotesis mayor dan hipotesis minor.Hipotesis mayor
adalah hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh subyek
penelitian, sedangkan hipotesis minor adalah hipotesis yang terdiri dari
bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor (jabaran dari hipotesis mayor).
Contoh
hipotesis mayor :
Ada
hubungan antara keadaan social ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa
SMA
Contoh
hipotesis minor :
- Ada
hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa
SMA
- Ada
hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA
- Ada
hubungan antara kekayaan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA
C.
Karakteristik Hipotesis
Pendapat
Yatim Riyanto(1996: 16) nilai atau harga suatu hipotesis tidak dapat diukur
sebelum dilakukan pengujian empiris.Namun demikian, bukan berarti dalam
merumuskan hipotesis yang akan diuji dapat dilakukan “semau peneliti”,ada
beberapa kriteria tertentu yang memberikan ciri hipotesis yang baik.
Ciri
hipotesis yang baik menurut Donald Ary, et al (dalam Arief Furchan,
1982: 126-129 dan Yatim Riyanto, 1996:16) antara lain sebagai berikut :
- Hipotesis
harus mempunyai daya penjelas
- Hipotesis
harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diantara variabel-variabel.
- Hipotesis
harus dapat diuji
- Hipotesis
hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada
- Hipotesis
hendaknya sesederhana dan seringkang mungkin
Sedangkan
menurut John W.Best (1997) dalam Yatim Riyanto (1996 :16) ciri-ciri hipotesis
yang baik :
Ø Bisa
diterima oleh akal sehat
Ø Konsisten
dengan teori atau fakta yang telah diketahui
Ø Rumusannya
dinyatakan sedemikian rupa sehingga dapat diuji
Ø Dinyatakan
dalam perumusan yang sederhana dan jelas
Borg
dan Gall (1979: 61-62) dalam Yati Riyanto (1996:16) dan Suharsimi Arikunto
(1995 :64-65) hipotesis dapat dikatakan baik jika memenuhi 4 kriteria berikut :
- Hipotesis
hendaknya merupakan rumusan tentang hubungan antara dua atau lebih
variabel.
- Hipotesis
yang dirumuskan hendaknya disertai dengan alasan atau dasar-dasar teoritis
dan hasil penemuan terdahulu.
- Hipotesis
harus dapat diuji.
- Rumusan
hipotesis hendaknya singkat dan padat.
Yang
dapat dijadikan kriteria penyusunan hipotesis adalah hipotesis seharusnya
dirumuskan dalam kalimat pernyataan (statement), bukan pertanyaan (question)
atau yang lain.
D.
Pengujian Hipotesis
Donald
Ary et al (dalam Arief Furchan , 1982 ; 133) dan Yati Riyanto
(1996:16-17) untuk menguji hipotesis peneliti perlu :
- Menarik
kesimpulan tentang konsekuensi yang akan dapat diamati apabila hipotesis
tersebut benar
- Memilih
metode penelitian yang akan memungkinkan pengamatan, eksperimentasi, atau
prosedut lain yang diperlukan untuk menunjukan apakah akibat-akibat
tersebut terjadi atau tidak
- Menerapkan
metode ini serta mebgumpulkan data yang dapat dianalisis untuk menunjukan
apakah hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak.
Dalam
pengujian hipotesis, hipotesis tersebut harus lulus dari tes empiris dan tes
logika. Hipotesis diuji secara empiris yang biasanya menggunakan statistik
inferensial, yang selanjutnya hasil perhitungannyaa dikonsultasikan dengan
angka koefisien yang terdapat dalam tebel teoritis.
Hipotesis
tidak harus ada dalam penelitian, yaitu ada peneliti yang tanpa harus
mengajukan dan merumuskan hipotesis apabila peneliti tidak atau belum dapat
menentukan prediksi jawaban terhadap hasil penelitian.Penelitian yang biasanya
tanpa hipotesis diantaranya :
- Penelitian
deskriptif
- Penelitian
historis
- Penelitian
evaluasi.
Beberapa
sumber tidak terbuktinya hipotesis menurut S.Margono (1997: 192-193) dapat
dicari dari :
- Landasan
teori yang digunakan untuk menyusun hipotesis sudah kadaluarsa; sudah
kurang sahih; atau kurang adekuat.
- Sampel
penelitian terlalu kecil
- Sampel
penelitian tidak diambil secara rambang
- Kurang
cermatnya mengeliminasi atau menetralisasi variable-variabel luar atau ekstraneus
- Instrument
atau metode pengumpulan data yang tidak sahih dan tidak terandalkan
- Rancangan
penelitian yang digunakan tidak tepat
- Perhitungan-perhitungan
dalam analisisnya kurang cermat
- Hipotesisnya
sendiri yang “palsu”, dan kenyataannya bertentangan dengan hipotesis itu
(Sutrisno Hadi, 1981).
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Ø Pengertian
hipotesis:adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena, jawaban yang
diberikan melalui hipotesis baru didasarkan teori, dan belum menggunakan fakta.
Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, atau pengamatan
dengan teori. Hipotesis mengemukakan pernyataan tentang harapan peneliti
mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel dalam persoalaan.
Ø Jenis-jenis
hipoteis:
-
Hipotesis Dilihat dari Kategori Rumusannya
-
Hipotesis Dilihat dari Sifat Variabel yang Akan Diuji
-
Jenis Hipotesis yang Dilihat dari Keluasan atau
Lingkup Variabel yang Diuji
Ø Karakteristik
hipotesis: Pendapat
Yatim Riyanto(1996: 16) nilai atau harga suatu hipotesis tidak dapat diukur
sebelum dilakukan pengujian empiris.Namun demikian, bukan berarti dalam
merumuskan hipotesis yang akan diuji dapat dilakukan “semau peneliti”,ada
beberapa kriteria tertentu yang memberikan ciri hipotesis yang baik.
Ø
Pengujian Hipotesis: Dalam pengujian hipotesis, hipotesis
tersebut harus lulus dari tes empiris dan tes logika. Hipotesis diuji secara
empiris yang biasanya menggunakan statistik inferensial, yang selanjutnya hasil
perhitungannyaa dikonsultasikan dengan angka koefisien yang terdapat dalam
tebel teoritis.
Referensi:
-
W. Gulo. 2002. Metodologi Penelitian.
Jakarta: Grasindo.
-
Prof. DR. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian.
Penerbit Alfabeta Bandung, 2009
apa yang dimaksud dengan teori pengujian hipotwsa
BalasHapusapa yang dimaksud dengan teori pengujian hipotesa
BalasHapus